Tren PR 2013: Selamat Tinggal PR Konvensional

0 komentar

Tahun 2012  menjadi tonggak bagi dunia PR  bukan  dunia basa-basi.  PR bukan hanya dilihat sebagai media relations, pengganti iklan, dan menghasilkan penjualan. Terbukti kini bahwa PR adalah komponen penting dalam komunikasi. Awareness saja tidaklah cukup. Stakeholder memerlukan pemahaman, keterikatan (engagement) dan keterwakilan (association) dengan mereka.
Apalagi social media juga telah secara efektif menjadikan setiap individu dan setiap organisasi sebagai media. Makin banyak pemilik merek yang sadar akan hal ini dan mendapatkan keuntungan sebagai early adopter, walaupun masih banyak pula yang masih belum mampu secara cepat beradaptasi dan akhirnya tertinggal.
Tapi yang pasti, menurut Rudy K. Gobel, praktisi PR, pendekatan MarComm menjadi lebih mendapatkan tempat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu marketer lebih memilih  terhadap pendekatan konvensional seperti TVC dan yang lainnya. Maka sekarang ini PR, Aktivation, Media Release, Social Media Marketing semakin terintegrasi dengan media-media konvensional.
Penggunaan media sosial semakin banyak   dijalankan  pemilik merek.  Begitu pula media online  semakin mendapat tempat, baik di masyarakat maupun pengiklan.
Memang, akibatnya batasan antara PR dan strategi marcomm lainnya   menjadi  “blur”.  Tidak bisa  lagi  melakukan pengkotak-kotakan PR, brand activation dan advertising. Semua bauran ini saling membutuhkan, dan harus diintegrasikan dengan baik.   Oleh karena itu,  praktisi PR pun perlu memahami berbagai bauran ini dengan baik.
Pemahaman ini akan membuat praktisi PR mampu menyusun strategi dengan proporsi yang tepat sesuai kebutuhan. Praktisi PR juga makin dituntut untuk mampu memonitor dan mengevaluasi hasil implementasi berbagai bauran tersebut secara obyektif untuk dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membangun merek.
Secara umum peranan PR dalam  berbagai industri akan tetap besar. Bahkan diperkirakan anggaran PR akan banyak mengambil porsi  biaya komunikasi karena pemilik merek kini  mulai berhitung  terkait dengan beban anggaran iklan yang semakin besar.  Ke depan, biaya media dan PR berpeluang mengambil alih beberapa fungsi periklanan terutama adanya faktor media sosial.
Yang tak kalah penting, pertumbuhan perekonomian Indonesia yang makin baik bisa dijadikan momentum untuk membangun citra dan kepercayaan terhadap Indonesia sebagai tempat investasi, perdagangan dan pariwisata yang menarik. Indonesia harus mampu membangun daya tariknya, dan berkomunikasi dengan baik.  Indonesia kini sedang di masa-masa awal transformasi struktural jangka panjang yang menjadi  pendorong positif bagi menggeliatnya perekonomian nasional di tahun 2013 dan tahun-tahun

berikutnya. Salah satunya adalah pertumbuhan kelas menengah yang menjadi pilar kekuatan pasar domestik.
Industri PR  berhak menangkap peluang emas ini. Syaratnya, industri PR harus  lebih kreatif melakukan inovasi strategi guna menemukan peluang yang luar biasa untuk mengunci persaingan. Tumbuhnya kelas menengah dan perubahan perilaku mereka berpotensi menghasilkan peluang-peluang pasar baru yang menggiurkan.
Tren-tren konsumen kelas menengah seperti: pergeseran konsumsi ke produk-produk yang lebih advanc; munculnya gaya hidup dan kebiasaan; pergeseran preferensi konsumen ke arah produk-produk sehat dan ramah lingkungan; atau tren maraknya produk-produk tersier seperti perawatan tubuh dan hiburan; semuanya bisa menjadi insight luar biasa untuk berinovasi menyusun strategi komunikasi PR di tahun 2013.


Posting Komentar