Faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi terhadap orang lain dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor personal. Faktor
eksternal adalah petunjuk-petunjuk yang bisa Anda amati. Faktor personal
adalah karakteristik dari orang yang memberikan respon pada stimulasi
persepsi. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan
petunjuk nonverbal. Sedangkan yang termasuk faktor personal adalah
pengalaman, motivasi dan kepribadian
Kesalahan
dalam proses persepsi mungkin saja terjadi karena adanya impression
management, stereotyping, dan ketidak mampuan seseorang untuk
menafsirkan pesan dengan benar.
Konsep Diri
Konsep
diri adalah persepsi tentang diri; kita sendiri yang bersifat fisik,
psikologis, maupun sosial; yang datang dari pengalaman dan interaksi
kita dengan orang lain. Kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai
dengan konsep dirinya disebut self fulfilling prophecy. Konsep diri
memiki dua kualitas atau valensi, yaitu konsep diri positif dan konsep
diri negatif.
Pembentukan
dan perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh orang- orang di sekitar
diri seseorang. Pengaruh yang paling besar datang dari orang-orang
terdekat (significant others), misalnya orang tua, saudara kandung, dan
orang lain yang mempunyai ikatan emosional (affective others). Kemudian
faktor yang mempengaruhi. konsep diri meluas ke pihak-pihak berikutnya,
antara lain: teman, kelompok, organisasi, dan seterusnya. Pandangan diri
Anda terhadap keseluruhan pandangan orang lain kepada kita disebut
generalized others. Sedangkan mengambil peran sebagai generalized others
disebut role taking.
Konsep
lain yang berhubungan dengan konsep diri antara lain: kesadaran diri
(self awareness), tingkat keterbukaan (self disclosure), model Johari
Window (terdiri dari: open self, blind self, hidden self, unknown self),
life position (terdiri dari: I’m OK You’re OK, I’m not OK You’re OK,
I’m OK You’re not OK, I’m not OK You’re not OK), dan life script.
Atraksi dalam Komunikasi Interpersonal
Atraksi
interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya
tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka
pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan
bagi kita. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang
dengan orang lain adalah (1) faktor-faktor personal, meliputi: a)
kesamaan karakteristik personal; cognitive consistency theory dari Fritz
Heider mengemukakan bahwa orang cenderung memiliki sikap yang sama
dengan orang yang disukai; b) tekanan emosional (stress), c) harga diri
yang rendah, d) isolasi sosial. (2) faktor-faktor situasional, dapat
berupa: a) daya tarik fisik, b) ganjaran (reward), c) familiarity, d)
kedekatan (clonseness), e) kemampuan.
Dalam
hubungan dengan atraksi interpersonal ini ada 4 (empat) teori “liking”
yang menjelaskan (1) Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang
menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar. (2) Equity theory
menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga
keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan ganjaran
(reward) yang diperoleh. (3) Exchange theory berpendapat bahwa interaksi
sosial diibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang kenal pada
seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologis, akan
lebih disukai. (4) Gain-loss theory berpendapat bahwa orang cenderung
lebih menyukai orang-orang yang menguntungkan bagi kita dan kurang
tertarik pada orang-orang yang merugikan kita.
Dalam
komunikasi interpersonal, daya tarik seseorang sangat penting. Kalau
kita menyukai seseorang, akan cenderung melihat segala hal yang
berkaitan dengannya, positif. Sebaliknya, kalau kita tidak menyukainya,
kita akan melihat segalanya secara negatif. Dengan demikian bisa
dimengerti orang yang memiliki daya tarik bagi orang lain akan
mempermudah pendapat dan sikapnya pada orang tersebut demikian
sebaliknya. Jika orang saling menyukai ia akan mengembangkan komunikasi
yang menyenangkan dan efektif. Orang akan merasa senang dan nyaman jika
berada di antara orang-orang yang disukai. Sebaliknya akan merasa tegang
dan resah bila berada di antara orang-orang yang tidak disukai serta
ingin mengakhirinya.
Hubungan Interpersonal
Hakikat
dari hubungan interpersonal adalah bahwa ketika berkomunikasi, kita
bukan hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar
hubungan interpersonal. Jadi, kita bukan sekedar menentukan content
tetapi juga relationship. Pandangan ini merupakan hal baru dan untuk
menunjukkan hubungan pesan komunikan ini disebut sebagai metakomunikasi.
Dalam
hal ini berarti bahwa studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi
pesan kepada aspek relasional. Aspek relasional inilah yang menjadi unit
analisis dari komunikasi interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi,
kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin
terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya
sehingga makin efektif komunikasi itu berlangsung.
Hubungan
interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal
maupun nonverbal) secara timbal balik terjadi dan hal ini dinamakan
komunikasi interpersonal. Ketika hubungan interpersonal interpersonal
tumbuh, terjadi pula kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara
para partisipan yang terlibat.
1)
Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad.
Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot
mengemukakan ciri-ciri hubungan interpersonal diad, antara lain adanya
tujuan khusus, adanya fungsi yang berbeda, memiliki pola komunikasi yang
khas.
Hubungan
triad adalah hubungan interpersonal antara tiga orang. Dibandingkan
dengan hubungan diad, hubungan ini lebih kompleks, tingkat keintiman
rendah dan keputusan yang diambil berdasarkan voting.
1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adalah hubungan tugas (task relationship) dan hubungan sosial (social relationship).
6. deteriorasi.
Dalam kenyataannya, hubungan itu tidak selalu berjalan selaras dan
bertahap seperti tersebut di atas, tetapi bisa tidak berurutan.
Mengenai tahap-tahap tersebut, Jalaluddin Rakhmat menyimpulkan bahwa perkembangan hubungan interpersonal melalui tiga tahap:
Apabila
dalam hubungan interpersonal terjadi konflik, akibat yang mungkin
terjadi adalah berakhirnya hubungan interpersonal atau sebaliknya,
meningkatnya kualitas hubungan. R.D. Nye, mengemukakan lima sumber
konflik, yaitu:
Dalam
hubungan interpersonal, akan tumbuh apa yang dinamakan pola-pola
relasional sebagai hasil dari aturan yang dikembangkan oleh partisipan
bagimana pola-pola relasional ini berkembang akan tergantung pada
bagaimana komunikasi dilakukan. Ruben menyebutkan ada empat pola
relasional:
Dalam
hungan interpersonal, akan tumbuh yang dinamakan pola-pola relasional
sebagai hasil dari aturan yang dikembangkan oleh partisipan. Bagaimana
pola-pola relasional ini berkembang akan tergantung pada bagimana
komunikasi dilakukan. Ruben menyebutkan ada empat pola relasional:
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola hubungan interpersonal, menurut Ruben adalah:
Sedang Jalaluddin Rakhmat mengemukakan tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu
3. ikap terbuka.
sumber :
http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2009/11/komunikasi-interpersonal.html
http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2009/11/komunikasi-interpersonal.html
Posting Komentar