Keenam proyek tersebut, diantaranya, pembangunan bendung Senggeni dengan anggaran Rp 5.617.153.000, peningkatan jaringan daerah irigasi senggeni Rp 7.173.507.000, dan pembangunan jaringan rawa tambak harapan Rp 4.149.755.000.
Selain itu, ada pula proyek normalisasi Sungai Pongkeru dan bangunan free intake Rp 6.456.525.000, peningkatan jaringan tata air tambak Lampenai Wotu Rp 2.500.000.000, serta rehabilitasi jaringan irigasi daerah irigasi Kalaena Rp 45.000.000.000.
Tidak hanya mencanangkan pembangunan keenam proyek tersebut, gubernur juga menyerahkan beberapa bantuan. Antara lain, penyerahan bantuan roda dua sebanyak 28 unit kepada kepala desa dan 10 unit kepada penyuluh, bedah rumah sebanyak 900 unit rumah dengan total anggaran Rp 5.250.000.000 dan bantuan getarbangdes sebesar Rp 158.366.627.640. Adapula dana hibah fisik infrastruktur bagi 124 desa sebesar Rp 100 juta per desa.
"Di usianya yang satu dasawarsa, Luwu Timur mampu menjadi penyangga utama provinsi Sulsel," kata Syahrul.
Syahrul mengungkapkan, Luwu Timur memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulsel. Pendapatan rakyatnya tertinggi, bahkan mencapai Rp 30 juta per kapita.
"Angka pengangguran dan kemiskinan turun di Luwu Timur," ujarnya.
Peringatan Hari Jadi ke-10 tahun, kata Syahrul, harus menjadi tekad untuk meningkatkan kedamaian, ketentraman dan keteraturan.
Ekonomi harus terus dijaga dengan baik, pendidikan dan kesehatan terjamin, agama harus berjalan dengan baik.
"Saya harap, Luwu Timur bisa menjadi daerah percontohan bagi kabupaten/kota di Sulsel," harap Syahrul.
sumber: Hasan Basri, portal berita tribun timur
Posting Komentar