McQuail
(1987), menyatakan bahwa isi media sebagai bukti komunikatornya, serta bukti
masyarakat dan budayanya dari suatu sistem komunikasi massa.
Sebagai
bukti komunikatornya, melalui isi media dapat kita analisis arah pesan dan
karakteristik komunikatornya. Misal: Isi
Suara Karya merupakan bukti bahwa surat kabar ini merupakan pendukung
pemerintahan saat ini; Isi majalah Trubus membuktikan bahwa komunikator adalah
ahli pertanian dan peternakan; Isi majalah Topples membuktikan bahwa
komunikator berselera ’rendah’; dsb.
Sebagai
bukti masyarakat dan budayanya, melalui isi media dapat dianalisis tentang
karakteristik masyarakat dan budayanya. Misal isi media-media Indonesia pada
tahun 1950 -1959 membuktikan bahwa masyarakatnya mempraktekkan budaya
’liberal’.
Secara
umum, isi media dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar. Yaitu: berita
(news); opini (views); dan iklan (advertising). Kelompok-kelompok itu
masing-masing dapat dibedakan lagi menurut jenis peristiwanya. Misal: berita
politik; berita ekonomi; berita olahraga; berita hiburan; opini politik; opini
ekonomi; iklan politik; dan sebagainya.
A. Kelompok
berita, meliputi antara lain hard news; soft news; spot news; developing news,
dan continuing news (Gaye Tuchman dalam eriyanto 2002). Hard news adalah berita
mengenai peristiwa yang terjadi saat itu,dan penting diketahui publik. Kategori
berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualitas. Soft news adalah berita
yang berhubungan dengan kisah manusiawi. Kategori berita ini tidak ditentukan
waktu dan aktualitas, melainkan apakah
informasi yang disajikan kepada khalayak tersebut menyentuh emosi dan perasaan
khalayak, missal kisah mengenai orang dari Kediri yang ingin sekali naik haji,
sampai berani duduk di kabin pesawat Garuda. Spot news adalah subklasifikasi dari berita yang berkategori
hard news. Dalam spot news, peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan.
Misal berita kecelakaan, kebakaran, gempa bumi, peristiwa-peristiwa yang tidak
bisa diprediksi. Developing news adalah subklasifikasi lain dari hard news.
Baik spot news dan developing news umumnya berhubungan dengan peristiwa yang
tidak terduga. Tetapi dalam developing news dimasukkan elemen lain, peristiwa
yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian berita yang akan diteruskan
keesokan atau dalam berita selanjutnya. Continuing news adalah subklasifikasi
lain dari hard news.
Berita adalah laporan
tentang suatu fakta atau peristiwa. Dan karenanya dalam proses pencarian berita
dan penulisan berita, sama sekali tidak boleh terdapat opini. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan wartawan dan
media adalah menyampaikan fakta, meskipun Ia memang tidak bisa menggambarkan
peristiwa apa adanya 100% sesuai dengan kenyataan.
Menurut Fishman (dalam
Eriyanto, 2002), ada dua kecenderungan studi bagaimana proses produksi berita
dilihat.
Pandangan pertama, sering
disebut sebagai pandangan seleksi berita (selectivity of news). Dalam bentuknya
yang umum pandangan ini seringkali melahirkan teori seperti gatekeeper.
Intinya, proses produksi berita adalah proses seleksi. Seleksi ini dari
wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting dan mana yang tidak,
mana peristiwa yang bisa diberitakan dan mana yang tidak. Setelah berita itu
masuk ke tangan redaktur, akan diseleksi lagi dan disunting dengan menekankan
bagian mana yang perlu dikurangi dan bagian mana yang perlu ditambah. Pandangan
ini mengandaikan seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada diluar
diri wartawan. Realitas riil itulah yang akan diseleksi oleh wartawan untuk
kemudian dibentuk dalam sebuah berita.
Pandangan kedua, sering
disebut dengan pembentukan berita (creation of news). Dalam perspektif ini,
peristiwa itu bukan diseleksi, melainkan sebaliknya-dibentuk. Wartawanlah yang
membentuk peristiwa: mana yang disebut berita dan mana yang tidak. Peristiwa
dan realitas bukanlah diseleksi, melainkan dikreasi oleh wartawan. Dalam
perspektif ini, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana wartawan membuat
berita. Titik perhatian terutama difokuskan dalam rutinitas dan nilai-nilai
kerja wartawan yang memproduksi berita tertentu. Ketika bekerja, wartawan
bertemu dengan seseorang. Wartawan bukanlah perekam yang pasif yang mencatat
apa yang terjadi dan apa yang dikatakan seseorang. Melainkan sebaliknya, ia
aktif. Wartawan berinteraksi dengan dunia (realitas) dan dengan orang-orang
yang diwawancarai, dan sedikit banyak menentukan bagaimana bentuk dan isi
berita yang dihasilkan. Berita dihasilkan dari pengetahuan dan pikiran (bacalah
teori kontruktivis dalam handsout Teori Komunikasi), bukan karena ada realitas
objektif yang berada diluar, melainkan karena orang akan mengorganisasikan
dunia yang abstrak ini menjadi dunia yang koheren dan beraturan serta mempunyai
makna. Lagi pula, proses terbentuk berita dalam pandangan ini tidak mirip
dengan proses seleksi berita: seakan ada informasi yang diambil oleh wartawan,
informasi itu kemudian diambil lagi oleh redaktur, dan seterusnya. Setiap bagian
pada dasarnya membentuk konstruksi dan realitasnya masing-masing.
B. Kelompok
opini, meliputi tajuk rencana (editorial), karikatur, artikel, kolom, dan surat
pembaca. Editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomental, dan atau
kontroversial yang berkembang dalam masyarakat. Karikatur adalah opini redaksi
media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik sosial dengan
memasukkan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapapun yang melihatnya
bisa tersenyum. Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau
kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), mempengaruhi, dan menyakinkan,
atau menghibur. Disebut lepas, karena siapapun boleh menulis artikel denga
topik bebas sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing. Pojok adalah
kutipan pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap
menarik atau kontroversial, untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi
dengan kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan adakalanya reflektif.
Kolom adalah opini singkat seseorang (kolomnis) yang lebih banyak menekankan
aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang
terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis.
Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat dalam
rubrik khusus suarat pembaca. Surat pembaca biasanya berisi keluhan atau
komentar pembaca tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya atau
masyarakatnya.
C. Pola
Isi Media
Reese dan Shoemaker,
1996, menyatakan bahwa pola isi media massa mempunyai kecenderungan sebagai
berikut:
1.
Bias politik. McQuail (1992, dalam Reese &
Shoemaker 1996) mendefinisikan bias sebagai suatu kecenderungan yang kuat untuk
meninggalkan objektivitas kebenaran. Banyak pengamat melihat bahwa
berita-berita politik media cenderung menampilkan bias politik. Menurut McQuail,
terdapat empat (4) tipe bias pemberitaan:
a. Partisanship, terjadi karena secara terbuka dan intensif
pihak editorial mendukung kepada suatu kandidat politik.
b. Propaganda,
terjadi karena tindakan dari partisan yang intensif dalam usahanya mendukung
kandidat politik. Misal propaganda yang dilakukan oleh pihak media ”pemerintah”
berkenaan suatu kebijakan pemerintah.
c. Unwitting
bias, terjadi secara terbuka dan tidak sengaja-seperti pemilihan suatu topik
dengan berhati-hati untuk mempertimbangkan layak tidaknya suatu berita.
d. Ideology,
terjadi secara tidak sengaja namun seseorang akan mengkonstruksi peristiwa
sesuai dengan ideologinya.
2. Perilaku,
media massa selalu (seringkali) memberitakan perilaku-perilaku manusia.
Perilaku kejahatan menduduki peringkat pertama sebagai materi berita, disusul
perilaku sexual.
3. Penyimpangan,
peristiwa-peristiwa yang mengandung potensi penyimpangan (deviance) mempunyai
nilai berita yang lebih tinggi dibanding peristiwa-peristiwa yang wajar.
4. Sumber
dan topik baru. Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti pentingnya. Dalam hal ini sumber
berita merupakan ukuran berita, begitu juga suatu topik berita. Sumber dan
topik berita yang sedang populer di masyarakat mempunyai nilai berita yang
tinggi.
5. Pola
geografik, materi berita cenderung mengikuti
karakteristik tempat tinggal khalayaknya. Peristiwa yang lebih dekat
(fisik maupun emosional) dengan khalayak lebih layak diberitakan dibanding dengan peristiwa yang
jauh. Konsep nilai berita seperti seringkali disebut proximity.
6.
Pola demografik, materi berita cenderung
mengikuti karakteristik umur, pendidikan, status sosial ekonomi, kegemaran/profesi khalayaknya
Sumber
: http://adiprakosa.blogspot.com/
Posting Komentar