Rabu 03,April 2013
Dari pelosok bumi manapun jika untuk
urusan pendidikan harus yang paling utama. Apapun dilakukan meski harus
nyawa jadi taruhan demi generasi muda yang lebih baik. Terlihat jelas
yang dilakukan oleh Komunitas Makoko di Lagos, Nigeria. Tidak lagi
menjadi kewajiban, namun ternyata mereka tetap melakukannya.
Banjir bukan lagi sebuah bencana bagi
mereka, ini sudah menjadi bagian rutinitas mereka. Mereka harus lebih
kreatif dalam menghadapi banjir yang selalu melanda daerah mereka. Bagi
mereka sudah menjadi mustahil musibah ini ditanggulangi, satu-satunya
cara adalah hidup berdampingan dengan banjir yang melanda kawasan
mereka. Mereka membangun rumah terapung dan kano sebagai alat
transportasi mereka.
Fenomena ini menggugah arsitek Nigeria,
Kunle Adeyemi untuk berfikir jauh kedepan demi menyelamatkan 250 ribu
jiwa penduduk agar tetap bisa bertahan hidup. Kunle Adeyemi membangun
bangunan apung yang memiliki akses sanitasi air bersih dan saluran
pembuangan. Karya pertamanya adalah sekola tingkat tiga ayng ditopang
oleh drum plastik.
Sekembalinya dari Mokoko dapa 2009 lalu,
Adeyemi terinspirasi meningkatkan pendidikan sekolah dasar setempat.
Desainnya mampu mengakomodasi lebih dari 100 siswa.
Dengan mengandalkan 256 drum plastic,
konstruksi itu mampu berdiri dengan stabil. Kemudian Dia membangun
konstruksi kayu untuk solar panel serta pengumpul air huja nuntuk
toilet.
Dana yang dihabiskan untuk membangun
konstruksi ini sebesar 6.250 Dolar AS, proyek ini mampu menjadi awal
yang positif untuk pesisir Afrika.
Bangunan ini juga bisa diadaptasikan
untuk kegunaan seperti rumah tinggal atau rumah sakit. Intinya andalah
Bangunan ini bisa memberikan solusi bagi masyarakat pesisir Afrika yang
selalu dilanda banjir ujar Adeyemi.
Sumber : Lintas.Me
Posting Komentar