Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tanpa Makna

1 komentar

Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti penting. Petumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.
Dewasa ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia melambung dengan pesat. Hal ini terbukti dengan adanya pernyataan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, di Jakarta, Kamis dalam wawancaranya AntaraNews.com menyatakan bahwa Ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1 - 6,5 persen dengan kecenderungan di tengah 6,3 persen. Sementara 2013 antara 6,3 - 6,7 persen.
Berdasarkan data Departemen Keuangan Republik Indonesia yang mengatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat ketiga tingkat pertumbuhan ekonomi di dunia setalah India dan Cina, dimana Menurut Menkeu, di tahun ini, pertumbuhan kuartal I mencapai 6,3 persen, kuartal II sebesar 6,4 persen, dan kuartal III sebesar 6,2 persen. Sejak tahun 2000, perekonomian Indonesia terus tumbuh tinggi, di mana tahun lalu, mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga selama 10 tahun terakhir menjadi 3 terbaik setelah Cina dan India. Namun data terebut sangatlah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dimana jika dikatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki makna  seharusnya ada sebuah perubahan yang terjadi dindonesia.
Hal ini tentu menjadi kebanggakan sendiri bagi warga Indonesia yang menandakan Indonesia telah berkembang di bidang Ekonomi. Apakah data itu nyata? Bukankah data kuantitatif dapat dimanipulasi oleh ahli data? Tidak menutup kemungkinan hal tersebut dapat terjadi. Saya mengatakan demikian karena data yang ada yang menyatakan bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidaklah sesuai dengan kenyataannya. Terjadi pertumbuhan ekonomi tetapi kesejahtraan masyarakat masih sangat minim. Pengangguran merajalela, bukan hanya pengangguran yang nonpendidikan tetapi banyak juga pengangguran yang berpendidikan. Pengangguran ini lah yang patut diprihatinkan pemerintah.
Selain pengangguran, masih banyak anak jalanan yang tidak memenuhi program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun. Banyak anak yang terlantarkan, meminta-minta di jalan bahkan ada yang mencuri. Apakah ini patut dibanggakan? Negara kita adalah Negara besar, kaya akan kekayaan alam tetapi sangat minim dengan sumber daya manusia. Terlalu banyak ahli di Indonesia tetapi kurang akan kecerdasan spiritual, sehingga pemimpin negara ini dipenuhi oleh koruptor.
Infrastruktur di Negara kita semakin berkembang pesat. Gedung-gedung dibangun dengan sangat megah, tempat perbelanjaan yang sangat mewah dan mengenyangkan mata. Mall-mall dibangun di mana-mana, tempat menyalurkan kesenangan juga semakin bertambah. Tapi ini bukanlah tolak ukur akan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Saya tidak bisa mempungkiri Indonesia telah berkembang dalam infrastrukturnya tetapi sama saja jika pembangunan gedung tersebut merupakan investasi asing yang sangat menguntungkan bagi mereka dan tidak menguntungkan sama sekali bagi Negara kita.
Kesejahtraan masyarakat perlu dipertanyakan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang pesat. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia berbanding terbalik dengan kesejahtraan penduduk di Indonesia. Benar adanya pengangguran diakibatkan karena kemalasan warga Indonesia. Tapi apakah mereka menginginkan itu? Apakah mereka menginginkan tetap menganggur dan terus miskin? Saya rasa tidak, saya sangat yakin ada keinginan di dalam nurani mereka untuk berubah menjadi lebih bercukupan. Tetapi kondisilah yang membuat mereka terus menerus seperti itu. Anak peminta-minta akan mengikuti orang tuanya yang menjadi peminta-minta, anak tukang becak akan mengikuti jejak ayahnya menjadi tukang becak, sama halnya dengan pepatah, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
Negara kapitalisme memiliki kecenderungan memperkaya dirinya, yang kaya semakin raya dan yang miskin semakin melarat. Apakah ini adil bagi mereka yang telah berusaha? Seseorang yang ingin menjadi pegawai negeri sipil tidaklah harus lulus dalam sekali tes. Tetapi banyak nepotisme di dalamnya. Sogok-menyongok pun terjadi di dalamnya. Sungguh perekonomian yang sangat kotor. Tidakkah orang-orang tersebut takut akan dosa? Takut akan hukum karma? Takut akan Allah? Mata mereka telah dibutakan oleh nafsu dunia.
Itulah sebabnya saya berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia sama sekali tidak bermakna. Benar adanya ekonomi di Indonesia telah bertumbuh tetapi itu tidak bermakna sama sekali. Saya mengatakan tidak bermakna sama sekali karena tolak ukur dari pertumbuhan di Indonesia adalah kesejahtraan masyarakat dan apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera? Memang benar pimimpin dan kaum kapitalisme memiliki hidup sangat sejahtera bahkan berlebihan tetapi bagaimana dengan masyarakat menengah ke bawah? Masih banyak rakyat kita yang tidak menikmati kekayaan negaranya. Tetapi malah diperbudak oleh kaum kapitalisme.
Kaum pro terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tanpa makna dikarenakan hal ini sesuai dengan kehidupan yang telah ada, jikalau ekonomi di Indonesia telah berkembang secara kuantitatif tetapi tidak berpengaruh secara kualitatif atau dengan kata lain tidak bermakna sama sekali.
Sedangkan kaum kontra mengatakan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dan bermakna. Mereka mengatakan bahwa bermakna karena pembagunan infrastruktur yang semakin pesat. Saya berpendapat sama dengan mereka jikalau infrastruktur semakin berkembang dan saya juga berpendapat bahwa perekonomian di Indonesia bertumbuh tetapi yang perlu ditekankan apakah pertumbuhan tersebut telah mensejahtrakan rakyat? Saya rasa hanya kaum tertentu yang merasakannya dan sebagiannya lagi melarat akannya Itulah sebabnya saya berpendapat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangatlah tidak bermakna bagi warga Negara Indonesia sendiri khususnya kaum menengah ke bawah.
Kelompok kontra terus mengatakan melaratnya kaum menengah ke bawah dikarenakan karena kemalasan mereka mencari bekerja sehingga mereka hanya berpangku tangan. Lalu bagaimana dengan perusahaan yang mengPHK pegawainya? Bukankah itu menambah jumlah pengangguran yang ada? Tidaklah bertambahnya pengangguran jika pemerintah tidak menyiapkan pekerjaan yang layak untuk mereka. Apalagi pengangguran yang berpendidikan. Perekonomian Indonesia haruslah dikendalikan sendiri oleh pemerintahnya bukan swasta. Tetapi kenyataannya swasta yang memiliki kekuasaan tersendiri dan pemerintah bagaikan bonekanya.
Kita juga tak boleh selamanya menyalahkan pemerintah. Rakyat haruslah lebih kreatif dalam mencari kerja kalau perlu membuat pekerjaan dan mempekerjakan pengangguran sehingga mengurangi angka pengangguran dan membuat kesejahtraan masyarakat menengah ke bawah terlihat cukup memuaskan.
Di dalam perekonomian, tidak hanya diperlukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual, tetapi adanya kecerdasan finansial. Kecerdasan finansial merupakan kecerdasan untuk mengelolah segala potensi yang dimiliki sehingga kita dapat sukses. Definisi sukses berbeda dengan definisi kaya. Orang kaya belum tentu sukses dan orang sukses pastilah akan merasa kaya. Perasaan sukses hanyalah bentuk kepuasaan semata dan rasa syukur akan hal yang kita miliki dan tidak serakah dalam mengambil hak orang lain.


Tulisan Hermin Hardyanti Utami,  Mahasiswi Pendidikan ICP Kimia/MIPA UNM 


1 komentar:

  1. ini kategori Unhas, Makassar ato Sulsel ?? kayaknya tidak ketiganya ya

    BalasHapus