BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
zaman di abad ke-21 menuntut berbagai perubahan di banyak aspek kehidupan,
tidak terkecuali dalam hal pemasaran. Dunia yang semakin global dan persaingan
yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk dapat bertahan dan bersaing
di tengah banyaknya perusahaan – perusahaan lain.
Agar
dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, setiap perusahaan harus memiliki strategi
pemasaran yang ampuh. Untuk itu, sangat
penting bagi setiap perusahaan untuk memahami teori – teori pemasaran agar
dapat membuat suatu strategi pemasaran yang dapat membuat perusahaannya
bertahan, bersaing, dan memperoleh profit yang sebesar – besarnya.
McDonalds
merupakan salah satu contoh perusahaan di bidang restoran cepat saji yang mampu
berkembang, bersaing dan memperoleh keuntungan yang besar ditengah – tengah
pasar global. Berawal dari sebuah restoran drive in sederhana di Pasadena,
McDonald’s kini dapat berkembang menjadi usaha waralaba restoran cepat saji
yang hadir di hampir setiap negara di dunia. McDonald’s bahkan mampu
menciptakan tren restoran cepat saji dan gaya hidup baru di kalangan masyarakat
global.
Berbagai
kesuksesan tersebut tentu saja tidak diraih dengan mudah, strategi pemasaran
McDonald’s lah yang membuat usaha waralaba tersebut mampu bertahan dan bersaing
dengan perusahaan lainnya. Dalam karya tulis ini penulis akan menggunakan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) untuk membahas tentang strategi pemasaran McDonald’s.
B.
Rumusan
Masalah
Agar penulisan karya ilmiah ini dapat terarah
dan mencapai tujuan yang diinginkan, penulis akan membatasi masalah yang akan
dibahas dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
sejarah perkembangan McDonald’s ?
2. Apa saja
yang membuat McDonald’s dapat terus tumbuh, berkembang dan mencapai kesuksesan
(Strength) ?
3. Apa saja
kelemahan yang dapat membuat McDonald’s mengalami kemunduran (Weakness) ?
4. Apa saja
yang memungkinkan McDonald’s untuk dapat terus berkembang dan mencapai kondisi
yang lebih baik (Opportunities) ?
5. Apa saja
ancaman yang dapat menyebabkan kemunduran bagi McDonald’s (Threats) ?
C.
Tujuan
Karya Tulis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
tujuan karya tulis yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
sejarah perkembangan McDonald’s hingga menjadi restoran cepat saji
yang sukses di dunia.
2.
Mengetahui factor – factor yang dapat membuat
McDonald’s terus tumbuh, berkembang dan mencapai kesuksesan (Strength).
3.
Mengetahui kelemahan yang dapat membuat
McDonald’s mengalami kemunduran (Weakness).
4.
Mengetahui kemungkinan – kemungkinan yang dapat
membuat McDonald’s terus berkembang dan mencapai kondisi yang lebih baik
(Opportunities).
5.
Mengetahui ancaman – ancaman yang dapat
menyebabkan kemunduran bagi McDonald’s (Threats).
6.
Mengetahui secara umum gambaran strategi
pemasaran McDonald’s.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Umum McDonald’s
Restoran ini didirikan oleh Richard
& Maurice McDonald’s pada tahun 1937 di sebelah timur kota Pasadena. Saat
itu McDonald’s hanya merupakan restoran Drive In yang pada waktu itu sedang
berkembang pesat trend Drive In. Bangunan restorannya berbentuk persegi
delapan, dengan mengekspose ruangan dapurnya dan tidak memiliki tempat duduk di
bagian dalam restorannya.
Kedua bersaudara tersebut kemudian
berniat untuk lebih mengembangkan restoran mereka, yang pada saat itu sudah
cukup sukses dan menguntungkan. Fokus pengembangannya adalah pada kecepatan
pelayanan yang diharapkan akan meningkatkan volume pembelian konsumen.
Konsep utama yang diterapkan adalah
kecepatan, harga terjangkau dan volume. Restoran ini juga telah memiliki logo
sendiri yaitu The Golden Arch. Logo ini dirancang oleh George Dexter yang
merupakan seorang perancang neonsign. Logo ini memiliki warna kuning terang dan
berbentuk simple, mudah diingat dan juga secara tidak langsung mencerminkan
huruf “M” dari McDonald’s.
Pada saat itu, terjadi persaingan ketat
pada bisnis Drive In dan McDonald’s bersaudara ini mengalami kesulitan dalam
berorganisasi dan menggerakkan yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha
mereka. Dan saat itulah mereka bertemu dengan seseorang yang bernama Ray Kroc.
Ray Kroc lah yang membantu McDonald’s
bersaudara untuk mengembangkan usaha tersebut. Jadi tidak benar jikaselama ini
orang menganggap bahwa Ray Kroc lah yang mendirikan McDonald’s untuk pertama
kalinya. Restoran McDonald’s–nya yang pertama bukanlah McDonald’s yang pertama.
Ray Kroc kemudian melakukan pengembangan restoran melalui konsep fast food.
Pada sekitar tahun 1955 Ray Kroc mulai
menjual waralaba McDonald’s dan untuk pertama kalinya perusahaan fast food
(siap saji) di San Bernandino, California menggunakan sistem franchise
(waralaba). Sistem waralaba ini muncul dalam suatubentuk yang mirip dengan yang
kita saksikan sekarang, yaitu sebuah rancangan permasalahan yang disusun dengan
seksama dan didokumentasikan secara lengkap dengan perjanjian-perjanjian
mendetail antara perusahaan dalam hal ini adalah McDonald’s dengan perusahaan
yang akan berliansi.
Jadi selama tahun 1950-an hingga tahun
1960-an, produk-produk burger McDonald’s yang merupakan produk-produk fast
food, didistribusikan dengan cara penjualan langsung. Bisnis waralaba
McDonald’s ini mulai menyebar ke berbagai daerah dannegara bagian. Untuk itu
Kroc menerapkan prosedur operasi standar (Standart Observation Checklist) untuk
pembuatan hamburger dengan spesifikasi yang diduga sangat ketat, yaitu lemak
dibawah 19%, berat 1,6 ounce, diameter 3,873 inch, dan onion 0,23 ounce.
Selain memperlakukan pewaralaba secara
strategis, Kroc juga memberikan suatu sistem operasi kepada partner-partner
barunya. Sistem inilah yang memberikan kepastian semua produk yang disajikan
adalah sama. Untuk itulah profesionalisme harus diterapkan. Dalam paradigma
yang baru setiap operator dan pewaralaba bertindak seperti seorang manajer
pabrik yang harus menerapkan manajemen professional.
Maka pada tahun 1961, Kroc meluncurkan
program pelatihan yang kemudian dinamakan sebagai Hamburger University di
restoran yang baru yaitu di Elk Village, Illinois. Di sana para pewaralaba dan
operator dididik dalam cara-cara ilmiah dalam menjalankan restoran yang sukses
dan dilatih dalam aspek-aspek operasi McDonald’s berupa mutu, pelayanan,
kebersihan dan nilai (Quality, Service, Cleanliness, and Value).
Hingga tahun 1960 Ray Kroc telah membuka
200 restoran di seluruh Amerika Serikat. Dan pada tahun 1961, Ray Kroc telah
membeli saham perusahaan dari McDonald’s bersaudara dengan hampir senilai US$
3.000.000,00. Perusahaan fast food McDonald’s ini terus mengembangkan jaringan
waralabanya di lebih dari 60 negara.
Dan saat ini McDonald’s Corporation
bersama dengan franchise dan cabang-cabangnya telah berjumlah lebih dari 14.000
restoran. McDonald’s melayani lebih dari 22juta orang setiap harinya atau
sekitar 14.000 tamu setiap menitnya. Tidak diragukan lagi kalau hal ini
menjadikan McDonald’s sebagai organisasi bergerak di bidang makanan yang
terbesar di dunia2.
McDonald’s IndonesiaRestoran McDonald’s
hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari McDonald’s
seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBA adalah warga negara Indonesia
pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dariMcDonald’s
Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau bertindak
sebagai Presiden Direktur McDonald’s Indonesia.
Sebelum membuka restorannya yang pertama
di Sarinah-Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA diwajibkan mengikuti training
selama 1 tahun di Australia, Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura. Dalam
masa training tesebut beliau melakukan semua pekerjaan di restoran McDonald’s
dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet sampai ke tingkat
manajerial, kemudian menerapkan semuanya di Indonesia.
Tepat pada 22 Februari 1991, restoran
McDonald’s di Sarinah Thamrin Jakarta beroperasi dengan mempekerjakan 460 crew
dan 26 manajer. Perkembangan McDonald’s Indonesia dalam 10 tahun ini dinilai
sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonald’s Indonesia telah berjumlah 109
restoran dengan jumlah karyawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang
sebagian besar lulusan SLTA.
B.
Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Pemasaran
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness)
dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis factor – factor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi
yang ada saat ini.
Analisis ini berkaitan dengan bagaimana sebuah
perusahaan dapat memenangkan persaingan atau paling tidak mempertahankan
eksistensi perusahaan dalam dunia bisnis.
C.
Analisis SWOT Pemasaran McDonald’s
Beberapa usaha dan keunggulan McDonald’s
dalam mempertahankan eksistensi dan bersaing dalam pemasaran global, dikaitkan
dengan analisis SWOT yaitu:
1.
Strengths
McDonald’s merupakan salah satu pencetus restoran
cepat saji di dunia yang mengutamakan kecepatan dan volume dalam setiap
penyajian makanannya. Strategi penyediaan makanan yang cepat tersebut ternyata
digemari oleh pelanggan sehingga semakin banyak pelanggan yang datang untuk
menikmati makanan di McDonald’s.
Umumnya restoran McDonald’s menyediakan menu makanan
yang tidak terlalu banyak dan seragam di setiap cabangnya. Hal ini untuk
memudahkan dalam kecepatan penyajian, sehingga pelanggan tidak usah menunggu
terlalu lama untuk menyantap pesanannya. Menu yang sedikit juga memberi
kemudahan bagi pelanggan untuk memilih pesanan. Pelanggan tidak perlu pusing
untuk memilih pesanan karena tidak terlalu banyak pilihan, dan karena menu di
setiap restoran McDonald’s seragam, rata – rata pelanggan sudah pernah mencoba
tiap – tiap menu sehingga pelanggan tidak perlu ragu untuk memesan.
Selain menu – menu yang diseragamkan, McDonald’s
juga membuat paket menu untuk sarapan, makan siang, makan malam dan makanan
ringan. Hal tersebut tentu saja membuat pelanggan semakin nyaman dan tidak
terbatas lagi dengan pilihan menu yang ada.
Di dunia yang serba instan, setiap orang membutuhkan
hal – hal yang serba cepat, tidak terkecuali dalam hal makanan. Banyak pekerja
kantor, mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan selebritis lebih memilih untuk
makan di McDonald’s karena kecepatannya.
Selain dari segi menu, McDonald’s juga menawarkan
harga yang murah sehingga memungkinkan pelanggan maupun keluarganya dapat
menikmati santap pagi, siang dan malam di McDonald’s secara regular. Indikasi
harga ini juga tentu saja disesuaikan
dengan negara tempat McDonald’s tersebut berdiri. Di Indonesia, McDonald’s
masih tergolong restoran bagi kalangan menengah ke atas, namun di negara –
negara Amerika dan Eropa McDonald’s sudah menjadi restoran favorit berbagai
kalangan.
Ray Kroc, pimpinan sekaligus pemilik McDonald’s
menerapkan aturan yang sangat ketat terhadap system restoran tersebut. Selain
menekankan tentang keseragaman menu, Kroc juga mengubah system penyiapan
makanannya. Pekerjaan seperti memotong kentang, memotong roti dan lain – lain,
semuanya dikerjakan di pabrik. Sehingga kentang tiba di gerai dalam keadaan
telah terpotong dan beku, roti telah dipotong, dan burger beku dihantarkan
dalam keadaan siap goreng. Semua itu demi kecepatan tersajinya pesanan.
Keberhasilan McDonald’s di Amerika tidak lepas dari usaha
Ray Kroc dalam memahami kebutuhan pelanggannya dan menyesuaikan restorannya
dengan gaya hidup orang Amerika. Bahkan, McDonald’s telah menjadi bagian dari
gaya hidup orang Amerika.
Meskipun menjunjung tinggi keseragaman menu, menu
setiap restoran McDonald’s yang berada diluar Amerika juga disesuaikan dengan
selera dan gaya hidup masyarakat setempat. Misalnya di India yang masyarakatnya
kebanyakan tidak mengkonsumsi sapi, menu yang berbahan daging sapi diganti
dengan daging domba. Hal ini tentu saja agar McDonald’s di negara tersebut
dapat bertahan dan ikut bersaing dengan restoran lainnya.
Setiap cabang McDonald’s selalu ditempatkan di
tempat – tempat yang strategis agar mudah dijangkau oleh pelanggan. Sehingga,
tidak ada restoran McDonald’s yang kurang berhasil karena lokasi yang kurang
strategis.
Orang – orang yang
mengelola McDonald’s merupakan tenaga – tenaga professional (kecuali untuk
bagian dapur yang dapat dikerjakan oleh karyawan baru sekalipun). Ray Kroc
mendirikan suatu lembaga pelatihan yang dibuat khusus untuk melatih calon –
calon pengelola McDonald’s yang bernama Hamburger University di Elk Village,
Illinois. Di sana para pewaralaba dan operator dididik dalam cara-cara ilmiah
dalam menjalankan restoran yang sukses dan dilatih dalam aspek-aspek operasi
McDonald’s berupa mutu, pelayanan, kebersihan dan nilai (Quality, Service,
Cleanliness, and Value).
System pengoperasian internasional McDonald’s adalah
waralaba. Para pemilik waralaba harus setuju beroperasi dibawah kondisi ketat yang
menjamin mereka mencurahkan tenaga pada pengelolaan satu atau dua gerai yang
diwaralabakan kepada mereka. McDonald’s mendikte mereka dimana harus membeli
bahan bakunya, bagaimana memasaknya, bagaimana mereka beriklan, dan berapa
harga setiap menunya. Sehingga tidak terdapat perbedaan antara satu restoran
McDonald’s dengan restoran McDonald’s lainnya.
McDonald’s juga memiliki promosi yang cukup baik.
Kampanye iklan McDonald’s yang bertajuk “I’m Lovin’ it” sukses menjadi daya
tarik pelanggan. Di kalangan anak – anak, McDonald’s memperkenalkan tokoh badut
Ronald McDonald’s yang juga sukses menjadi daya tarik bagi pelanggan anak –
anak. Logo golden arches McDonald’s yang sederhana dan berwarna kuning sangat
mudah diingat dan sekarang sudah menjadi salah satu logo yang paling mudah
dikenali di dunia. Logo golden arches tersebut telah menjadi ikon yang sangat
identik dengan McDonald’s dan menjadi tolak ukur tingginya eksistensi
McDonald’s di kalangan masyarakat dunia.
Untuk dapat bersaing di pasar Indonesia, McDonald’s
membedakan segmentasinya dengan restoran cepat saji lain yang ada. McDonald’s
memusatkan segmentasinya pada kalangan menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat
dari harga – harga menu dan eksklusifitas tempat dari restoran McDonald’s bila
dibandingkan dengan KFC yang segmentasinya adalah kalangan menengah kebawah.
Dengan begitu, McDonald’s akan memiliki pasar nya sendiri.
McDonald’s juga menjalin kerjasama dengan perusahaan
besar lain, contohnya coca – cola. Kerjasama ini tentu saja memberikan kekuatan
yang lebih besar bagi McDonald’s.
2.
Weakness
Ditengah
kesuksesannya dalam menjadi restoran cepat saji yang terkenal di seluruh dunia,
McDonald’s juga masih memiliki beberapa kelemahan. Salah satu yang paling jelas
yaitu masalah nilai gizi yang terdapat dalam setiap kandungan sajian menunya.
Menu makanan dan minuman yang disajikan oleh McDonald’s dianggap memiliki nilai
gizi yang sangat rendah, tinggi kolesterol dan dapat memicu berbagai macam
penyakit termasuk kegemukan dan penyakit jantung.
Makanan cepat saji yang merupakan sajian utama
McDonald’s sangat identik dengan gaya hidup yang tidak sehat, sehingga banyak
pelanggan yang membatasi konsumsi makanan di McDonald’s atau bahkan menjauhi
makanan dari restoran cepat saji tersebut.
Selain persoalan kandungan gizi makanannya, yang
menjadi kelemahan McDonald’s adalah persoalan harga yang tidak dapat dijangkau
oleh semua kalangan, terutama di Indonesia yang pendapatan per penduduknya
tergolong masih rendah.
Selain itu, motto keseragaman menu yang dijunjung tinggi
oleh McDonald’s juga menyebabkan terbatasnya inovasi terhadap menu – menu baru.
Hal ini dapat menyebabkan pelanggan merasa bosan dan beralih ke restoran
lainnya.
3.
Opportunities
Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh McDonald’s untuk terus berkembang dan
mencapai kondisi yang lebih baik, yakni :
Menyediakan
makanan yang lebih sehat, melakukan pengawetan dengan bahan – bahan alami dan
menjadikannya sebagai bahan iklan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang
McDonald’s yang identik dengan makanan yang tidak sehat.
Membuat inovasi dengan menambahkan menu baru.
Inovasi sangat dibutuhkan untuk menjaga pelanggan agar tidak merasa bosan dan
tetap mengonsumsi makanan di McDonald’s.
4.
Threats
Meski telah menjadi restoran cepat saji yang sangat
sukses di seluruh dunia, McDonald’s juga masih memiliki hal – hal yang dapat
mengancam eksistensinya.
Selain ancaman dari kemunculan restoran cepat saji
lain yang semakin banyak, persaingannya
dengan restoran cepat saji KFC (Kentucky Fried Chicken) yang cukup sengit juga
dapat menggeser McDonald’s dari kursi market leader restoran cepat saji di
dunia. Menu yang disajikan KFC tergolong lebih murah sehingga kemungkinan besar
dapat menarik lebih banyak pelanggan.
Semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk tidak
mengonsumsi makanan cepat saji juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi
McDonald’s.
D.
Marketing Mix McDonald’s
Rahasia kesuksesan McDonald’s terletak pada strategi
4P Marketing Mix yang meliputi Product (produk), Price (harga), Place (tempat)
dan Promotion (promosi).
1.
Product
Produk McDonald’s sebisa mungkin diseragamkan dan
disesuaikan dengan budaya dan selera masyaraka setempat, sehingga McDonald’s
dapat bersaing dengan restoran lainnya di seluruh dunia. Produk – produk
McDonald’s juga sudah sangat terkenal di seluruh dunia berkat keseragaman menu
yang dijunjung tinggi oleh McDonald’s.
2.
Price
Dalam memasarkan produknya, McDonald’s mengutamakan
harga. Harga yang dimaksudkan terkait dengan value (nilai). Di Indonesia,
produk Big Mac kurang dapat bersaing karena termasuk mahal, namun karena
McDonald’s jeli melihat kesukaan orang Indonesia terhadap ayam, maka diciptakan
lah menu chicken burger yang lebih murah.
3.
Place
Setiap restoran McDonald’s baik di Amerika maupun di
negara lain selalu ditempatkan di tempat yang strategis. Baik itu di dekat
jalanan utama, mall maupun pusat perkantoran. Lokasi yang strategis sangat
mempengaruhi minat pelanggan untuk singgah di McDonald’s.
4.
Promotion
Promosi juga memegang peranan penting dalam
kesuksesan McDonald’s. Logo golden arches, tokoh Ronald McDonald’s, dan slogan
“I’m Lovin’ It” sukses membawa McDonald’s dikenal oleh seluruh masyarakat di
seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
McDonald’s
merupakan salah satu contoh brand yang dapat mengaplikasikan strategi pemasaran
yang cukup baik sehingga dapat membawanya menjadi market leader di bidang
restoran cepat saji.
McDonald’s
sangat memperhatikan setiap detail strategi pemasaran produknya. McDonald’s
mampu memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Marketing mix pun dapat diterapkan dengan baik oleh McDonald’s.
B.
Saran
Untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman,
McDonald’s sebaiknya melakukan beberapa pembaruan dan inovasi. Pembaruan dapat
dilakukan terhadap proses pengolahan makanan untuk memperbaiki citra McDonald’s
sebagai penyedia makanan yang tidak sehat. Sedangkan inovasi dibutuhkan untuk
menjaga loyalitas konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Handi. (2003). Winning Strategy: Startegi Efektif Merebut dan Mempertahankan Pangsa
Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kartajaya, Hermawan. (2008). New Wave Marketing: The World Is Still Round The Market Is Already
Flat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Sunarya, PO Abbas, Sudaryono dan Asep Saefullah.
(2011). Kewirausahaan. Yogyakarta:
Penerbit ANDI
Trinity. (2011). The
Naked Traveller 3. Yogyakarta: B-First
2 comments
Posting Komentar