
Enggak lama, debut album mereka pun dirilis. “Parachutes” di tahun 2000 membuat nama band ini mencuat ke permukaan. Sebagai band pendatang baru, apresiasi terhadap Coldplay sangatlah luar biasa. Tidak hanya ditunjukkan dari kesuksesan single ‘Yellow’ yang menjadi top chart (nasib yang sama juga melanda albumnya), tapi adalah munculnya album tersebut dalam daftar unggulan Mercury Music Prize, penghargaan musik tahunan yang memberi kehormatan bagi album terbaik untuk kawasan United Kingdon dan Irlandia. Meskipun mereka hanya terhenti di barisan nominator, tapi keberadaan nama Coldplay di antara nama besar seperti Stereophonics, Manic Street Preachers, dan juga Blur sebagai nominator Mercury adalah keunggulan yang jempolan.
Anak tangga kesuksesan yang mereka jejaki lebih tinggi lagi ketika album kedua, “A Rush Of Blood To The Head” dirilis. Single ‘In My Head’ dan ‘The Scientist’ adalah 2 dari 11 suguhan lagu yang ada di dalamnya. Kesemuanya berplakat LUAR BIASA. Album ini memperkuat Coldplay sebagai kesatuan musik yang sukses secara global. Mereka mencipta lagu, menampilkannya, hingga meraih sukses dalam bentuk apapun dengannya. Dan di tahun 2005, nama Coldplay kembali tak tertahankan dalam gapaian sukses. Album “X & Y” yang dirilis pada 6 Juni 2005 tersebut menjadi album terlaris di seluruh dunia di tahun 2005. Cetakan hits antara lain ‘Speed Of Sound’ dan ‘Fix You’ memperkuat kebiasaan band ini dalam menghasilkan single yang antemik.
Sedari awal, Coldplay memang jagonya menghasil single-single epik. ‘Trouble’, ‘Don’t Panic’, ‘Clock’, juga ‘Viva La Vida’ yang diambil dari sampul album keempat mereka, “Viva la Vida or Death and All His Friends” di tahun 2008. Lagu ini secara nyata menjelma menjadi anthem di tahun tersebut. Selain itu, apa yang disajikan dalam video klip-video klip untuk single-single tersebut membuat kita berdecak kagum. Gerak animasi di ‘Don’t Panic’ dan gerak mundur di ‘The Scientis’ adalah contoh dari sajian musik dalam video yang mengagumkan dari Coldplay. Koleksi piala penghargaan mereka, 6 buah Brit Awards, 7 Grammy Awards, 2 Juno Awards, masing-masing 4 MTV Europe Music Awards dan Video Music Awards, dan lusinan penghargaan lainnya merupakan kekuatan yang tak tertahankan. Belum lagi penjualan album dan single yang sudah mencetak angka di atas 50 juta kopi di seluruh dunia, Coldplay dalam kondisi terbaiknya untuk mengeruk lebih dari yang sudah ada.
Di tahun lalu, mereka kembali dengan ke-epikan yang sudah mendarah daging lewat album “Mylo Xyloto“. Lagu ‘Every Teardrop Is A Waterfall’ sudah membuktikan penjagaan tradisi sound yang megah dan berkarakter yang mereka punya.
sumber: creativedisc.com
Posting Komentar