
Dana sebesar 2.4 juta tersebut diperuntukkan untuk pembiayaan
yang bersifat akademis, yakni SPP, softskill, buku dan praktikum, serta
kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Sementara, dana sebesar 3.6 juta
diperuntukkan sebagai biaya hidup (minimal 600 ribu per bulan).
Sebelum kebijakan ini berlaku, dana beasiswa sebesar 6 juta
per semester (sebelum dipotong SPP dan softskill) biasanya langsung ditransfer
ke rekening mahasiswa bersangkutan. Di Unhas sendiri, kampus mengeluarkan
kebijakan yakni beasiswa akan disalurkan ke rekening mahasiswa setiap 3 bulan
(3 juta per 3 bulan).
Namun kenyataannya, dana beasiswa yang sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa kerap kali terlambat disalurkan. Bahkan, tidak jarang beasiswa baru
bisa didapatkan menjelang akhir semester, yang tentu saja membuat banyak
mahasiswa penerima bidikmisi yang notabene nya adalah mahasiswa kurang mampu
sangat kesulitan, terutama dalam memenuhi biaya hidup dan buku.
Dengan diberlakukannya kebijakan baru dari dikti, sebagian
besar mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi di hampir setiap UPT penyelenggara
di Indonesia merasa cukup dirugikan. Pasalnya,
jumlah dana yang diperuntukkan untuk dikelola oleh UPT jumlahnya terlampau
besar dan tidak seimbang dengan biaya akademis yang mereka miliki. Sementara,
biaya hidup yang mereka dapatkan dianggap terlalu sedikit. Fikiran – fikiran
negative tentang UPT pun tidak terhindarkan.
Untuk itu, selaku penanggung jawab beasiswa bidikmisi di
Unhas, kamis 4 April lalu Bapak Wakil Rektor 3 mengadakan pertemuan terbuka
dengan mahasiswa - mahasiswa penerima bidikmisi Unhas di Baruga AP Pettarani,
guna membahas tentang transparansi dana beasiswa bidikmisi terkait kebijakan
baru dari dikti.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Wakil Rektor 3, dana
beasiswa bidikmisi yang akan dikelola oleh kampus Unhas adalah sebesar 2.1
juta, sehingga biaya hidup yang akan langsung ditransfer ke rekening mahasiswa
adalah sebesar 3.9 juta. Seperti kebijakan dari dikti, 2.1 juta tersebut akan
diperuntukkan untuk biaya SPP, softskill, praktikum dan buku, asuransi
kesehatan dan kegiatan ekstra lainnya.
Berikut perincian dana beasiswa bidikmisi yang akan dikelola
oleh Unhas per semester:
No
|
Kebutuhan
Akademis
|
Eksak
|
Non
Eksak
|
1
|
SPP
|
750.000
|
650.000
|
2
|
Softskill
|
350.000
|
450.000
|
3
|
Praktikum + Buku
|
900.000
|
900.000
|
4
|
Asuransi
|
200.000
|
200.000
|
Total
|
1.200.000
|
1.200.000
|
Jumlah SPP penerima bidikmisi Unhas tidak mengalami penurunan
seperti mahasiswa lainnya karena dianggap telah mendapatkan subsidi dari APBN,
dan mahasiswa tidak boleh mendapatkan dua subsidi sekaligus untuk bantuan biaya
akademis.
Untuk biaya softskill, Unhas memang rutin mengadakan kegiatan
softskill untuk mahasiswa - mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi setiap
semester nya. Dan karena dianggap perlu, Unhas juga akan mem-fasilitasi
penerima beasiswa bidik misi dengan asuransi kesehatan yang dana nya diambil
langsung dari dana beasiswa.
Namun yang kemudian memunculkan pertanyaan lagi adalah biaya
praktikum dan buku. Pasalnya, biaya praktikum dan buku selama ini dibiayai
sendiri oleh mahasiswa menggunakan uang pribadi mereka. Apalagi, biaya
praktikum dan buku tergolong lumayan besar jumlahnya. Menurut ketua bidikmisi
Unhas, Jailani, dana praktikum dan buku ini nantinya akan ditransferkan kembali
oleh Unhas ke rekening masing – masing penerima beasiswa. Namun sampai sekarang
belum ada kejelasan yang pasti terkait kebenaran penyaluran dana praktikum dan
buku tersebut.
Sekarang, mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi sedang harap
– harap cemas menunggu kejelasan transparansi dana, dan penyaluran dana untuk
semester ini yang belum juga diterima. Diharapkan, semua yang terkait dengan
jumlah dana yang masuk ke rekening mahasiswa akan terjawab pada saat pencairan
dana, yang desas desus nya akan diterima minggu ini.
berita ini ditulis sebagai tugas mata kuliah dasar - dasar jurnalistik
Posting Komentar