
Dahulu, seorang korban bully bisa pulang ke rumah dan terlindungi dari aksi bully yang menimpanya di luar rumah. Namun sekarang, aksi bully seperti mengikutinya terus dalam setiap sendi kehidupannya. Ketika membuka handphone, dia akan mendapati SMS teror yang berisi pelecehan atau makian. Beberapa pembully juga suka mengganggunya lewat sambungan telefon di rumah. Dan ketika dia menyalakan laptop, dia pun mendapati foto-foto dirinya yang dibuat tidak senonoh lengkap dengan berbagai kata cacian di internet. Bagaimana mungkin hal seburuk ini bisa diterima oleh seseorang, apalagi anak kecil dan remaja.
Cyberbullying membuat korbannya tidak dapat hidup dengan tenang. Itu sebabnya, banyak orang berpendapat bahwa dampaknya cyberbullying jauh lebih dahsyat dari aksi bully di dunia nyata. Apa yang telah tersimpan di internet, selamanya akan ada di situ. Cyberbullying tidak akan membuat korbannya bisa melupakan intimidasi yang pernah menimpanya. Dia juga harus menerima kenyataan bahwa siapapun dapat mengakses hinaan, cacian, tuduhan, pelecehan, dan makian yang ditujukan terhadapnya di internet, kapan saja dan di mana saja. Maka tidak heran kalau korban cyberbullying bisa mengalami depresi yang lebih berat.
Pengamat musik Denny Sakrie pernah menjadi korban cyberbullying ketika berkomentar mengenai konser Agnes Monica di sebuah stasiun televisi nasional pada akhir tahun 2012 lalu. Awalnya, dia menulis tweet “Beyonce Knowles atau Woles ya?” dan “Dapat BBM dari pemusik Indonesia berpengaruh ; “Dia itu nyanyi atau olahragasih? Ngotot gitu!” di akun Twitternya @dennysakrie. Hanya selang beberapa menit, datanglah serangan bertubi-tubi dari fans sang diva yang rata-rata menggunakan kata-kata cacian dan makian yang sangat kasar.Hal serupa lagi-lagi menimpa Denny pada Februari lalu, tatkala dia membahas istilah “Go International” melalui akun Twitternya. Dia bilang, istilah itu sudah usang setelah internet mendominasi. Merasa tweet itu ditujukan kepada idolanya, puluhan fans seorang penyanyi Indonesia pun kembali mem-bully-nya.
Sutradara Joko Anwar juga beberapa kali mengalami cyberbullying ketika menulis tweet tentang dukungannya terhadap Cinta Laura yang akan bermain di sebuah film Hollywood.Kendati sempat kaget, Denny dan Joko tampaknya dapat mengatasi aksi bully di jejaring sosial itu dengan santai.
Namun apa jadinya kalau hal ini menimpa anak-anak dan remaja yang mentalnya belum cukup kuat untuk menghadapi serangan sedahsyat itu? Amanda Todd memilih untuk mengakhiri hidupnya pada Oktober 2012 lalu di rumahnya di Port Coquitlam, British Columbia, Kanada, setelah menjadi korban cyberbully.
.jpg)
Cyberbully adalah hal yang sangat buruk yang bisa menimpa seseorang. Jangan pernah biarkan ada orang atau sekelompok melakukannya terhadap kita maupun orang-orang yang kita cintai. Berikut ada beberapa tips yang mungkin akan berguna untuk Anda dalam menghadapi cyberbullying ini.
- Berlakulah sopan dan santun ketika bergaul di dunia maya. Dengan begitu kita akan meminimalisir kemungkinan untuk mendapatkan musuh.
- Jangan panik dan jangan memberikan respon ketika mendapatkan serangan cyberbully. Itu hanya akan memberikan kesan kepada pelaku bahwa pesannya sudah sampai dan tertancap kuat di ingatan Anda.
- Blok akun pelaku cyberbully, dan lindungi pula akun-akun pribadi Anda. Jangan biarkan orang-orang yang tidak Anda kenal untuk dapat mengaksesnya.
- Simpanlah semua bukti cyberbully, supaya ketika Anda menempuh jalur hukum, Anda punya semua bukti yang diperlukan.
- Bicarakan ini dengan orang-orang dekat dengan Anda, baik orang tua, pasangan, sahabat, keluarga, atasan, dan guru. Mereka adalah orang yang paling mengenal Anda, sehingga mereka tahu bahwa Anda bukanlah orang seperti yang disebutkan dalam serangan-serangan cyberbully tersebut. Mereka pasti dapat membantu Anda.
- Anda juga bisa melaporkan kejahatan cyberbully ini kepada pihak yang berwenang. Mari kita terapkan internet sehat, internet bermanfaat. (**)
sumber: diskominfo jabar
Posting Komentar